. Kisah Prajurit TNI, Telur Asin Dan Mama-Mama Papua | PATRIOT NKRI

Kisah Prajurit TNI, Telur Asin Dan Mama-Mama Papua

atas
loading...
Patriot NKRI - Banyak kisah menarik saat para prajurit Kostrad TNI AD bertugas di perbatasan. Berikut ini kisah tentang prajurit TNI, Telur Asin dan Mama-Mama Papua. Kisah telur asin Kopral Kepala Anis Mansyur yang ternyata bisa membantu perekonomian mama-mama di Papua. Satgas Pamtas Yonif Para Raider 330 Kostrad kini tengah bertugas di Boven Digoel. Di sana mereka coba menggerakkan ekonomi masyarakat lokal. Tak cuma andal bertempur, beberapa orang anggota pasukan elite baret hijau ini juga rupanya piawai berternak itik. Praka Reza Malani mulai mengajari masyarakat Boven Digoel berternak itik dengan berbekal ilmu serta pengalaman yang dimilikinya saat berternak di rumah. Daging dan telur itik ini laris manis saat dijual. Nah, untuk lebih meningkatkan nilai ekonomisnya, maka telur itik itu kemudian dibuat telur asin. Kali ini giliran Kopka Anis Mansyur yang mengajari masyarakat. Telur asin buatan Pak Kopral ini ternyata lebih enak jika dibandingkan dengan telur asin yang ada di pasaran. Apalagi sebelumnya untuk memeroleh telur asin, masyarakat setempat harus mendatangkan dari Distrik Muting Kabupaten Merauke.
Baca Juga: NGAKAK...6 ATURAN Prajurit di Toilet PERBATASAN RI Dan Papua Nugini Ini Pasti Bikin Kamu KETAWA Cekikikan...
Telur Asin mengandung nilai ekonomis yang tinggi. Sebagai contoh dari 24 ekor itik (2 pejantan dan 22 betina) dalam sehari dapat diperoleh 15 butir telur dengan harga Rp 4.000 per butir. Namun apabila telah dijadikan telur asin harganya menjadi Rp 6.000 per butir. "Diharapkan dapat menjadikan peluang usaha dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat serta meningkatkan nilai kehidupan masyarakat Papua menjadi lebih baik. Selain itu hasil dari usaha telur asin ini dapat juga dijadikan sebagai konsumsi pribadi untuk memenuhi kebutuhan makanan tambahan bagi keluarga mama-mama Papua," kata Kapen Kostrad, Letnan Kolonel Inf Agus Bhakti.
Baca Juga: Bak PASUKAN HANTU, Pasukan JANUR KUNING Muncul Dari Dalam Tanah...MERAYAP MENYERGAP Belanda Yang Masih Terlelap...!!
Tak lama kemudian, berdirilah Koperasi Cahaya Santa Marta di Kabupaten Boven Digoel. Anggota Koperasi ini seluruhnya adalah orang asli Papua dan kebanyakan adalah mama-mama yang rata-rata tiap hari bekerja sebagai petani sayur, peternak babi dan penjual sayur di pasar dengan penghasilan paling tinggi Rp 50.000 per hari.
      Penataran singkat dari para prajurit Kostrad ini dimulai dari pembuatan kandang, pemilihan bibit itik, perawatan, pemberian makan sampai proses pembuatan telur asin. Penataran sudah dilakukan sebanyak dua kali. 
Baca Juga: MAY DAY MAY DAY...!! Pak TOLONG Pak, Ada Beberapa Perahu Cepat Mau MEMBAJAK Lagi...!!!
"Masyarakat sangat antusias saat kegiatan berlangsung dengan banyaknya pertanyaan serta mencoba praktek langsung dalam setiap kegiatan," kata Letkol Agus.
      Para prajurit itu berharap kelak usaha telur asin ini akan semakin besar dan bisa terus mandiri hingga meningkatkan perekonomian warga.

Sumber: merdeka.com
loading...